Basuki Tjahaja Purnama

Basuki Tjahaja Purnama
鐘萬學
Potret resmi Basuki Tjahaja Purnama sebagai Gubernur DKI Jakarta, 2014
Gubernur Daerah Khusus Ibukota Jakarta ke-15
Masa jabatan
19 November 2014[note 1] – 9 Mei 2017
PresidenJoko Widodo
WakilDjarot Saiful Hidayat
(sejak 17 Desember 2014)
Wakil Gubernur DKI Jakarta ke-12
Masa jabatan
15 Oktober 2012 – 19 November 2014
GubernurJoko Widodo
Bupati Belitung Timur ke-1
Masa jabatan
3 Agustus 2005 – 22 Desember 2006
PresidenSusilo Bambang Yudhoyono
GubernurHudarni Rani
WakilKhairul Effendi
Sebelum
Pendahulu
Usman Saleh (Pj.)
Pengganti
AMB. Suwargo HS. (Plt.)
Komisaris Utama Pertamina
Masa jabatan
25 November 2019 – 2 Februari 2024
WakilPahala Mansury
Sebelum
Pendahulu
Tanri Abeng
Pengganti
Simon Aloysius Mantiri
Sebelum
Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia
Masa jabatan
1 Oktober 2009 – 7 Mei 2012
Pengganti
Azhar Romli[1]
Grup parlemenFraksi Partai Golongan Karya
Daerah pemilihanKepulauan Bangka Belitung
Mayoritas119,232 (2009)
Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung
Masa jabatan
24 September 2004 – 2005
Grup parlemenFraksi Partai Perhimpunan Indonesia Baru
Informasi pribadi
Lahir29 Juni 1966
Manggar, Belitung Timur, Indonesia
KebangsaanIndonesia
Partai politikPartai Indonesia Baru (2004–2009)
Golkar (2009–2012)
Gerindra (2012–2018)
PDI-P (2018–Sekarang)
Suami/istri
(m. 1997; c. 2018)
(m. 2019)
Hubungan
AnakPernikahan dari Veronica Tan:
Nicholas Sean Purnama (l. 1998)
Nathania Berniece Zhong (l. 2001)
Daud Albeenner Purnama (l. 2006)
Pernikahan dari Puput Nastiti Devi:
Yosafat Abimanyu Purnama (l. 2020)
Sarah Eliana Purnama (l. 2021)
Orang tua
  • Indra Tjahaja Purnama (ayah)
  • Buniarti Ningsih (ibu)
Alma mater
PekerjaanPolitikus
ProfesiInsinyur
Pengusaha
Filantropis
Nama lainAhok
Tanda tangan
Situs webahok.org
Sunting kotak info
Sunting kotak info • L • B
Bantuan penggunaan templat ini

Ir. Basuki Tjahaja Purnama, M.M. (EYD: Basuki Cahaya Purnama, nama Tionghoa: 鐘萬學 translit. Zhōng Wànxué,[2] lahir 29 Juni 1966), lebih dikenal dengan panggilan Hakka Ahok (阿學) atau inisial BTP, adalah pengusaha dan politikus keturunan Tionghoa-Indonesia yang menjabat Komisaris Utama PT. Pertamina sejak 25 November 2019 hingga 2 Februari 2024. Ia merupakan kakak kandung dari Basuri Tjahaja Purnama (Bupati Belitung Timur periode 2010–2015). Di dunia politik, ia tergabung dalam Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P) yang terdaftar sebagai anggota sejak 8 Februari 2019.[3]

Basuki memulai karier politiknya dengan bergabung dengan Partai Perhimpunan Indonesia Baru pada 2003, lalu mencalonkan diri sebagai anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung dan berhasil memenangkan kursi.[4] Pada Pilkada Belitung Timur 2005, ia diusung sebagai calon Bupati Belitung Timur didampingi oleh Khairul Effendi dan berhasil memenangkan pemilihan dengan perolehan suara 37,13%. Karier politiknya cukup gemilang hingga kemudian maju sebagai calon Gubernur Kepulauan Bangka Belitung dengan dukungan penuh dari mantan Presiden Indonesia Abdurrahman Wahid.[5] Namun, sayangnya ia kalah telak dari pasangan calon Eko Maulana Ali–Syamsuddin Basari.

Partai Golongan Karya (Golkar) menjadi wadah politik baru bagi Basuki untuk mencalonkan diri sebagai anggota Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia untuk daerah pemilihan Kepulauan Bangka Belitung pada Pemilu Legislatif 2009. Alhasil, ia memperoleh 119,232 suara, sehingga dapat menduduki kursi legislatif dan duduk sebagai anggota Komisi II.[6] Pada Pilgub DKI Jakarta 2012, ia digandeng oleh Joko Widodo (Wali Kota Surakarta) untuk menjadi calon Wakil Gubernur DKI Jakarta dengan diusung oleh Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P) dan Partai Gerakan Indonesia Raya (Gerindra).[7] Ketika pencalonannya, ia berpindah partai ke Partai Gerindra. Tak disangka-sangka, perjuangannya tersebut membuahkan hasil dengan presentase 53,82% suara dan dilantik secara resmi oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono pada 15 Oktober 2012.[8]

Pada 1 Juni 2014, Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo mengambil cuti panjang untuk menjadi calon presiden dalam Pemilu Presiden 2014, maka Basuki resmi diangkat menjadi Pelaksana Tugas Gubernur. Setelah terpilih dalam Pemilu Presiden 2014, Joko Widodo resmi mengundurkan diri sebagai Gubernur DKI Jakarta pada 16 Oktober 2014. Secara otomatis, ia menjadi Pelaksana Tugas Gubernur DKI Jakarta.[9]

Nama Basuki mulai dikenal luas oleh masyarakat setelah dirinya menjabat sebagai Gubernur DKI Jakarta yang dilantik pada 19 November 2014 di Istana Negara berdasarkan hasil rapat paripurna istimewa di Gedung DPRD DKI Jakarta yang dilaksanakan pada 14 November 2014[10] setelah sebelumnya diangkat sebagai Pelaksana Tugas Gubernur sejak 16 Oktober 2014 hingga 19 November 2014 menggantikan Joko Widodo yang menjadi Presiden Indonesia.[11][12] Dengan demikian, ia menjadi warga negara Indonesia dari etnis Tionghoa dan pemeluk agama Kristen Protestan pertama yang menjadi Gubernur DKI Jakarta. Sebelumnya, Gubernur DKI Jakarta pernah dijabat oleh pemeluk agama Katolik, yaitu Henk Ngantung (Gubernur DKI Jakarta periode 1964–1965).

Pada 10 September 2014, Basuki memutuskan keluar dari Partai Gerindra disebabkan karena perbedaan pendapat pada RUU Pilkada.[13] Partai Gerindra mendukung RUU Pilkada, sedangkan Basuki dan beberapa kepala daerah lain memilih untuk menolak RUU Pilkada karena terkesan "membunuh" sistem demokrasi di Indonesia. Hal ini membuat dirinya hilang dukungan dari Partai Gerindra. Selanjutnya, ia secara otomatis menjadi politikus Independen. Bahkan untuk kembali maju dalam Pilgub DKI Jakarta 2017 sempat berencana mencalonkan diri sebagai calon independen, akan tetapi pada akhirnya ia memutuskan maju dengan koalisi partai politik. Ia mencalonkan diri sebagai calon Gubernur DKI Jakarta dengan didampingi oleh Djarot Saiful Hidayat dari Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P). Tak hanya PDI-P, pasangan calon tersebut diusung pula oleh Partai Golongan Karya (Golkar), Partai Hati Nurani Rakyat (Hanura), dan Partai Nasional Demokrat (NasDem), serta didukung oleh Partai Keadilan dan Persatuan Indonesia (PKPI) dan Partai Solidaritas Indonesia (PSI). Pada putaran kedua, ia bertambah dukungan setelah Partai Persatuan Pembangunan (PPP) dan Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) bergabung dalam koalisi.[14][15] Usai melewati pertarungan yang ketat, sayangnya Basuki–Djarot dikalahkan oleh pasangan calon Anies BaswedanSandiaga Uno dengan selisih persentase 15.92% suara.[16]

Pasca mengalami kekalahan dalam Pilgub DKI Jakarta 2017, ia justru mengalami nasib yang kurang beruntung. Seiring dengan pernyataannya terkait kasus penodaan agama yang menuai kontroversial hingga dilakukan Aksi Bela Islam yang dinakhodai oleh Front Pembela Islam pimpinan Muhammad Rizieq Shihab. Pada 9 Mei 2017, ia divonis dua tahun penjara oleh majelis hakim Pengadilan Negeri Jakarta Utara.[17][18] Pada tanggal 24 Januari 2019, ia telah dibebaskan dari penjara.

Pada tanggal 22 November 2019, Basuki resmi ditunjuk sebagai Komisaris Utama Pertamina.[19]


Kesalahan pengutipan: Ditemukan tag <ref> untuk kelompok bernama "note", tapi tidak ditemukan tag <references group="note"/> yang berkaitan

  1. ^ Pos, Bangka (20 Maret 2012). "Azhar Romli Gantikan Ahok di DPR". Tribunnews.com. Diakses tanggal 18 April 2016. 
  2. ^ Asal Mula Basuki Tjahaja Dipanggil Ahok.
  3. ^ Iradat, Damar (2019-02-08). "Ahok Resmi Gabung PDIP". Medcom.id. Diakses tanggal 2021-09-13. 
  4. ^ Nurita, Dewi (2019-01-25). Kurniawati, Endri, ed. "Perjalanan Politik Ahok: dari Anggota DPRD Hingga Gubernur DKI". Tempo.co. Diakses tanggal 2021-09-13. 
  5. ^ "Ketika Gus Dur habis-habisan mendukung Ahok". Merdeka.com. 2013-12-26. Diakses tanggal 2021-09-13. 
  6. ^ "Ahok: Saya Mundur dari DPR Siang Ini". detikcom. 2012-03-20. Diakses tanggal 2021-09-13. 
  7. ^ "Jokowi, Ahok take a Kopaja to KPUD". The Jakarta Post. 2012-03-19. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2012-03-21. Diakses tanggal 2012-03-20. 
  8. ^ "Jokowi-Ahok Resmi Jadi Gubernur & Wagub DKI Jakarta". detikcom. 2012-10-15. Diakses tanggal 2021-09-13. 
  9. ^ "Hari Ini Ahok Resmi Jadi Plt Gubernur". Warta News. 1 Juni 2014. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2014-06-03. Diakses tanggal 1 Juni 2014. 
  10. ^ Artikel:"Ahok Resmi Jadi Gubernur DKI Jakarta, Ini Pernyataan Resmi DPRD" di Kompas.com
  11. ^ "Ahok Resmi Menjadi Gubernur DKI Jakarta" di Kompas.com
  12. ^ Artikel:"Sah! Ahok Jadi Gubernur DKI Jakarta" di detik.com
  13. ^ Aziza, Kurnia Sari (2014-09-10). Afrianti, Desy, ed. "Ahok: Saya Sudah Resmi Keluar dari Gerindra". Kompas.com. Diakses tanggal 2021-09-13. 
  14. ^ Rahayu, Yayu Agustini (2017-04-13). Prasetya, Eko, ed. "PPP DKI deklarasi dukung Ahok-Djarot". Merdeka.com. Diakses tanggal 2021-09-13. 
  15. ^ Antony, Noval Dhwinuari (2017-04-10). "PKB DKI Dukung Ahok-Djarot, Sandiaga: Warga PKB Sudah Sangat Cerdas". detikcom. Diakses tanggal 2021-09-13. 
  16. ^ "KPU – Portal Publikasi Pemilihan Kepala Daerah 2017". pilkada2017.kpu.go.id. Diakses tanggal 2017-04-20. 
  17. ^ Pratiwi, Priska Sari (9 Mei 2017). "Ahok Divonis Dua Tahun Penjara". CNN Indonesia. Diakses tanggal 9 Mei 2017. 
  18. ^ "Jakarta governor Ahok found guilty of blasphemy, jailed for two years". theguardian.com. 9 Mei 2017. Diakses tanggal 9 Mei 2017. 
  19. ^ Ahok & Condro Kirono Masuk, Ini Susunan Komisaris Pertamina!

© MMXXIII Rich X Search. We shall prevail. All rights reserved. Rich X Search